FILSAFAT PENDIDIKAN:
Oleh: Hoseh Sridevi (Peserta Senior Course HMI Cabang Mempawah, 10–16 Mei 2025)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Filsafat pendidikan merupakan kajian mendalam yang tidak hanya membahas soal teori, tetapi juga menyentuh ranah praksis pendidikan yang berdampak langsung pada kehidupan manusia dan masyarakat. Dalam pelatihan Senior Course Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), pemahaman terhadap filsafat pendidikan menjadi fondasi penting untuk membentuk kader intelektual yang kritis, sadar akan realitas sosial, serta memiliki visi peradaban.
Secara umum, filsafat pendidikan membahas tiga aspek utama:
- Ontologi pendidikan – membahas tentang hakikat manusia, realitas, serta dunia yang menjadi objek dan subjek pendidikan. Dalam konteks ini, manusia tidak dipandang semata sebagai makhluk pasif, melainkan sebagai individu yang memiliki potensi berpikir, bertindak, dan berkembang.
- Epistemologi pendidikan – berkaitan dengan bagaimana pengetahuan diperoleh, dikembangkan, dan divalidasi dalam proses pendidikan. Di sini, pendidikan tidak hanya mentransfer informasi, tetapi menciptakan ruang dialog, refleksi, dan pencarian kebenaran.
- Aksiologi pendidikan – membahas nilai-nilai yang melandasi dan menjadi tujuan dari proses pendidikan. Pendidikan harus berorientasi pada pembebasan, keadilan, kemanusiaan, dan kemajuan kolektif.
Filsafat pendidikan bukan sekadar kajian akademik yang berhenti di ruang kelas. Ia adalah cara berpikir dan alat kritik terhadap sistem yang ada. Sebagaimana disampaikan oleh Paulo Freire dalam karyanya Pedagogy of the Oppressed, pendidikan seharusnya membebaskan, bukan menindas. Freire menolak model pendidikan “gaya bank”, di mana siswa diperlakukan sebagai wadah kosong yang harus diisi, dan sebaliknya menekankan pentingnya dialog, kesadaran kritis (conscientization), serta keterlibatan aktif dalam transformasi sosial (Freire, 1970).
Dalam kerangka inilah, kader HMI harus menjadikan filsafat pendidikan sebagai senjata intelektual untuk menantang dan menawarkan alternatif atas sistem pendidikan yang hegemonik dan sering kali terlepas dari realitas umat dan bangsa. Pendidikan yang tidak membumi justru akan melahirkan alienasi dan reproduksi ketimpangan sosial.
Pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang menyentuh nurani, membangkitkan kesadaran, dan membuka jalan bagi perubahan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus menggugat kurikulum, metode pembelajaran, serta orientasi kelembagaan pendidikan agar senantiasa berpihak kepada mereka yang terpinggirkan. Dalam konteks Indonesia, tantangan pendidikan sangat kompleks: komersialisasi pendidikan, kesenjangan mutu antarwilayah, serta minimnya penguatan karakter dan etika publik.
Sebagaimana ditegaskan oleh Ki Hajar Dewantara, “Pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak.” Dalam ungkapan ini, pendidikan harus bersifat membebaskan dan memanusiakan manusia. Ia tidak boleh menjadi alat kekuasaan, melainkan sebagai jalan pencerahan dan pembebasan (Dewantara, 1961).
Sebagai kader umat dan bangsa, kita tidak hanya dituntut menjadi pelaku dalam sistem pendidikan, tetapi juga penggerak perubahan dalam sistem tersebut. Kita harus mampu merumuskan sistem pendidikan yang holistik—menggabungkan nalar kritis, moralitas, dan keberpihakan terhadap rakyat. Dalam konteks pembangunan peradaban, pendidikan bukan hanya soal mencetak tenaga kerja, melainkan membentuk manusia utuh yang mampu berpikir merdeka, berdaya, dan berkontribusi aktif dalam kehidupan sosial-politik.
Dengan demikian, pendidikan adalah proyek peradaban. Ia tidak netral, melainkan selalu berada dalam medan tarik-menarik antara pembebasan dan penindasan. Oleh karena itu, penting bagi setiap kader HMI untuk mempelajari, mengkritisi, dan terlibat aktif dalam pembangunan paradigma pendidikan yang berakar pada realitas bangsa dan menjawab tantangan zaman.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Referensi:
Freire, P. (1970). Pedagogy of the Oppressed. New York: Herder and Herder.
Nata, A. (2003). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos

Posting Komentar