0


Oleh: Nurul Fadilah Peserta Senior Course HMI Cabang Mempawah 

Pelaksanaan: 10–16 Mei 2025

________________________________________

Pendahuluan

Dalam proses kaderisasi, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dituntut untuk terus memperbarui pendekatan pendidikannya agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Salah satu pendekatan yang penting untuk dipahami dalam konteks pelatihan adalah konsep pedagogi , andragogi , dan hotagogi . Pendekatan ketiga ini mencerminkan perubahan paradigma dalam cara seseorang belajar, mulai dari anak-anak hingga pembelajar dewasa yang mandiri. Pemahaman ini penting diterapkan dalam proses pengkaderan di HMI, khususnya dalam forum Senior Course , yang bertujuan melahirkan kader pemimpin strategis.

________________________________________

1. Pedagogi: Pendidikan Berorientasi Guru

Pedagogi berasal dari bahasa Yunani payagogos , yang berarti “pembimbing anak”. Dalam konteks ini, guru adalah pusat dari proses pembelajaran, sedangkan peserta didik dianggap sebagai objek pasif. Model ini umum digunakan dalam pendidikan dasar dan menengah.

Ciri-ciri pedagogi:

Guru sebagai sumber utama pengetahuan.

Pembelajar bergantung pada instruksi.

Tujuan ditetapkan oleh guru.

Fokus pada penguasaan materi.

Relevansi di HMI:

Model ini masih sering digunakan dalam Latihan Kader (LK) 1 dan LK 2, di mana peserta umumnya masih dibimbing secara ketat. Namun, efektivitasnya mulai berkurang dalam tingkat kaderisasi lebih lanjut, seperti Senior Course .

________________________________________

2. Andragogi: Pendidikan Orang Dewasa

Andragogi adalah pendekatan pendidikan yang diperkenalkan oleh Malcolm Knowles, yang mengakui bahwa orang dewasa secara belajar berbeda dari anak-anak. Dalam andragogi, pembelajar dipandang sebagai pribadi yang mandiri dan berpengalaman.

Ciri-ciri andragogi:

Pembelajar memiliki pengalaman hidup yang menjadi sumber belajar.

Motivasi berasal dari kebutuhan internal.

Pendekatan partisipatif dan dialogis.

Fokus pada pemecahan masalah nyata.

Relevansi di HMI:

Dalam Senior Course , peserta adalah individu yang telah melalui beberapa tahapan kaderisasi dan memiliki pengalaman organisasi. Oleh karena itu, pendekatan andragogi menjadi sangat relevan karena melibatkan peserta secara aktif, dialogis, dan kontekstual.

________________________________________

3. Hotagogi: Belajar Mandiri dan Reflektif

Hotagogi merupakan pendekatan yang lebih maju dari andragogi, yang diperkenalkan oleh Stewart Hase dan Chris Kenyon pada awal tahun 2000-an. Dalam hotagogi, pembelajar tidak hanya menjadi subjek, tetapi juga pengelola dari proses belajarnya sendiri. Ini tekanan pada pembelajaran yang menentukan nasib sendiri .

Ciri-ciri hotagogi:

Belajar berbasis refleksi diri dan kesadaran kritis.

Pembelajar menentukan tujuan, sumber, dan evaluasi belajar sendiri.

Pembelajaran bersifat fleksibel dan adaptif.

Cocok untuk era digital dan pembelajaran sepanjang hayat ( lifelong learning ).

Relevansi di HMI:

Bagi kader-kader senior HMI yang diharapkan menjadi agen perubahan , pendekatan hotagogi memberi ruang aktualisasi diri, eksplorasi ide, dan pengembangan potensi kepemimpinan secara mandiri. Peserta Senior Course diharapkan mampu menyusun sendiri strategi pengembangan pribadinya sebagai kader umat dan bangsa.

________________________________________________________________________________

Implikasinya dalam Pelatihan Senior Course HMI

Mengintegrasikan pendekatan ketiga ini secara strategis dapat menciptakan proses kaderisasi yang adaptif dan dinamis. Pedagogi bisa digunakan untuk memberikan dasar nilai dan teori. Andragogi sangat efektif dalam diskusi dan studi kasus. Sedangkan hotagogi penting dalam proyek individu, penelitian mandiri, dan pengembangan visi kepemimpinan pribadi.

________________________________________

Kesimpulan

Menghadapi tantangan zaman yang kompleks, kader HMI perlu dibekali tidak hanya dengan ilmu, tetapi juga dengan kemampuan untuk terus belajar secara mandiri. Pemahaman dan penerapan pendekatan pedagogi, andragogi, dan hotagogi dapat memperkuat efektivitas kaderisasi, khususnya di tingkat Senior Course , guna membentuk kader insan cita yang intelektual, spiritual, dan profesional.

________________________________________

Daftar Pustaka

1. Knowles, MS (1984). Pembelajar Dewasa: Spesies yang Terabaikan . Houston: Gulf Publishing.

2. Hase, S., & Kenyon, C. (2000). Dari Andragogi ke Heutagogi . Artikel UltiBASE.

3. Illeris, K. (2009). Teori Pembelajaran Kontemporer . Routledge.

4. Sudjana, D. (2005). Strategi Pembelajaran . Bandung: Falah Produksi.

5. Tilaar, HAR (2002). Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia . Jakarta: Grasindo.

6. Wahyudin. (2020). “Paradigma Baru Pembelajaran Dewasa: Dari Andragogi ke Hotagogi.” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dewasa , 5(2), 98–107.

7. HMI. (2018). Pedoman Perkaderan HMI . PB HMI.




#HMISTITDAR 
#HMIKubuRaya
#TrainingRayaHMIMempawah

Editor. Danas Amarizar
Rep. Aulia

Posting Komentar

 
Top