0

 

Oleh : Nurul Fadilah (Moderator pada penyampaian materi pedagogi, andragogi dan heutagogi di pelatihan senior course BPL HMI Cabang Pontianak

Pemateri : Dr. Salito, M.Pd.I

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pontianak, 2025 — Pelatihan Senior Course yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Latihan (BPL) HMI Cabang Pontianak bukan sekadar agenda pengkaderan lanjutan. Kegiatan ini menjadi ruang reflektif dan transformatif yang mengintegrasikan pendekatan pedagogi, andragogi, hingga heutagogi sebagai model pembelajaran untuk mencetak kader pemimpin yang adaptif, kritis, dan mandiri.

Dalam sesi materi bertajuk “Paradigma Pembelajaran Kader: Dari Pedagogi ke Heutagogi”, Kanda Dr. Salito, M.Pd.I, memberikan pencerahan mendalam mengenai pentingnya pembaruan metode pembelajaran dalam proses pengkaderan HMI.


1. Pedagogi: Titik Awal Pengasuhan Intelektual

Pedagogi berasal dari kata Yunani paidagogos, yang berarti “pemimpin anak”. Ini merujuk pada metode pembelajaran yang berpusat pada guru dan banyak digunakan dalam pendidikan anak. Dalam konteks HMI, pedagogi relevan dalam Latihan Kader 1 (LK 1), saat kader masih memerlukan instruksi langsung, struktur yang jelas, dan pengasuhan kognitif maupun nilai.

Menurut Mulyasa (2013), pedagogi menekankan pada peran guru sebagai pusat informasi dan peserta didik sebagai penerima pasif.

Dr. Salito menegaskan:

“Pedagogi adalah fondasi, namun HMI tidak berhenti di sana. Kita tidak hanya mencetak pengikut, tapi calon pemimpin yang mampu berpikir dan bertindak secara mandiri.”


2. Andragogi: Kemandirian dalam Belajar Orang Dewasa

Andragogi merupakan teori belajar orang dewasa yang dikembangkan oleh Malcolm Knowles. Ia beranggapan bahwa orang dewasa belajar berdasarkan kebutuhan hidup, pengalaman, dan motivasi internal.

Dalam pelatihan Intermediate dan Senior Course, pendekatan andragogi sangat relevan. Peserta tidak lagi bergantung pada instruktur, melainkan aktif dalam diskusi, refleksi, studi kasus, dan menyusun solusi atas persoalan umat dan bangsa.

Dr. Salito menyampaikan:

“Dalam andragogi, kader tidak lagi diarahkan, tetapi diarahkan untuk mencari. Ia menjadi aktor aktif dalam membentuk makna dan orientasi perjuangannya.”

Menurut Knowles (1984), prinsip utama andragogi meliputi kesiapan belajar, pengalaman sebagai sumber belajar, dan orientasi belajar yang problem-solution based.


3. Heutagogi: Pembelajaran Mandiri dan Reflektif

Heutagogi atau self-determined learning diperkenalkan oleh Hase dan Kenyon (2000). Ia merupakan pendekatan yang menekankan pembelajaran mandiri, reflektif, dan adaptif di tengah kompleksitas perubahan zaman.

Dalam konteks Senior Course, heutagogi mengajarkan kader untuk tidak hanya menerima atau mencari pengetahuan, tetapi juga menciptakan dan mengembangkan pengetahuan sendiri. Hal ini penting dalam membentuk kader yang responsif terhadap realitas sosial dan mampu menyesuaikan diri dalam berbagai situasi.

Dr. Salito berpesan:

“Heutagogi adalah bentuk tertinggi dari pembelajaran. Di sinilah kader HMI harus berdiri sebagai manusia pembelajar seumur hidup. Belajar tidak hanya untuk tahu, tapi untuk terus bertumbuh dan bertindak.”


Penutup: Tantangan dan Harapan

Melalui penguatan ketiga pendekatan ini, BPL HMI Cabang Pontianak menghadirkan Senior Course sebagai ruang inovatif bagi kader untuk membongkar zona nyaman, menumbuhkan kesadaran kritis, dan memperkuat etos pembelajaran berkelanjutan.


Kanda Dr. Salito menutup sesi dengan sebuah kutipan yang menggugah:

“HMI tidak butuh kader yang hanya cerdas secara teoritis, tapi kader yang mampu menerjemahkan ilmu menjadi gerakan. Inilah misi pedagogi, andragogi, dan heutagogi kita: membentuk insan cita yang utuh.”


Referensi

  1. Hase, S., & Kenyon, C. (2000). From Andragogy to Heutagogy. Southern Cross University.
  2. Knowles, M. S. (1984). Andragogy in Action: Applying Modern Principles of Adult Learning. San Francisco: Jossey-Bass.
  3. Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  4. Sugihartono, et al. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
  5. Illeris, K. (2009). Contemporary Theories of Learning: Learning Theorists in Their Own Words. London: Routledge.

 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tentang Narasumber :


    Nurul Fadilah merupakan mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Darul Ulum (STITDAR) yang aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan, khususnya di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kubu Raya. Saat ini, ia mengemban amanah sebagai Ketua Bidang Penelitian, Pengembangan dan Pembinaan Anggota (PPPA), sebuah posisi strategis yang berperan penting dalam membina kader serta mengembangkan potensi intelektual dan kepemimpinan anggota HMI. Dikenal sebagai sosok yang berdedikasi, visioner, dan komunikatif, Nurul Fadilah terus berupaya membangun kultur kaderisasi yang inklusif dan transformatif, khususnya dalam mendorong partisipasi aktif kader perempuan dalam ruang-ruang kepemimpinan HMI.



#HMI_Kom_STITDAR
#HMI_Cab_Kubu Raya
#Senior Course BPL HMI Cab Pontianak 

Posting Komentar

 
Top